PADA MULANYA MEMANG SEPI, SENDIRI

Di Thaif yang pahit, RasuluLlah merasakan betul sakitnya tersendirikan.
Alangkah sepinya. Saat-saat mencekam itu. Terasing. diusir dengan kasar.
Hanya ditemani pembantu setia, Zaid bin Haritsah. Dnia seperti tak
menyisakan orang-orang ramah. Seluruh penduduk dusun itu megaraknya.
Perempuan, anak-anak, dan para budah bersorak riuh. Mereka melempari batu.
Kakinya berdarah. Meleleh melurumuri terompahnya.

Tiga tokoh yang ditemuinya hanya saling mencibir. Jangankan mau beriman.
Menolak sapaan dengan sopan saja tidak. "Apakah Allah tidak mendapatkan
orang selain dirimu," ejek salah seorang dari mereka pada akhirnya.

Segera RasuluLlah beranjak. Di tengah perjalanan pulang ia menepi. Ia
mengadukan semua duka itu pada Allah. Dalam untaian do'a yang sangat
terkenal.

Tak berlebihan, bila RasuluLlah, kelak berkisah pada istri tercintanya,
Aisyah, bahwa dibanding kesedihan di Uhud yang berdarah-darah, kesendirian
di Thaif jauh lebih mengiris.

Berusaha menjadi baik, berproses menjadi baik, dalam konteks pribadi, di
jalan Islam yang diridloi Allah, memang sebuah pilihan hidup yang
menyendirikan. Begitu pula mengajak orang lain meniti jalan yang baik,
mengusung ajaran Islam, di atas perjuangan da'wah pada lingkup apa pun. Itu
adalah kesepian yang berlipat dan kesendirian di atas kesendirian. Paling
tidak pada mulanya. Lalu untuk waktu yang sangat lama.

Tarbiyah Bagi Aku...?



Manusia memerlukan tarbiyah, tidak kiralah dia tua ataupun muda. Kerana dengan tarbiyah dia diajarkan untuk menjadi manusia yang senantiasa berkeinginan untuk memperbaiki prestasi diri. Sekiranya dia seorang yang mementingkan diri, tarbiyah akan membuatkan dia seorang yang cinta pada umat dan berusaha untuk mengubah kondisi umat yang teruk ini. Sekiranya dia seorang yang tidak berpengetahuan luas, tarbiyah akan membuatkan dia seorang yang dahagakan ilmu pengetahuan, lebih-lebih lagi mengenai Islam dan sejarahnya..
Selama aku sendiri ditarbiyah, sudah banyak perkara yang cuba untuk aku ubahkan. Walaupun masih banyak sifat-sifat jahiliyah yang ada dalam diri, tetapi aku akan sentiasa cuba untuk memperbaikinya..

Inspirasi dan Kekuatan

Tarbiyah bagi aku, adalah sumber inspirasi dan juga sumber kekuatan. Di dalam halaqah, aku membina kefahaman dan juga pengetahuan. Sedikit sebanyak, dengan kefahaman dan pengetahuan itu aku menjadi orang yang banyak akal. Kalau dulu, mungkin aku berbicara hanya pada hal-hal yang remeh.

Kenapa Harus Tarbiyah???

Tarbiyah saat ini telah menjadi sebuah fenomena tersendiri di bumi khatulistiwa ini. Terbukti dengan maraknya kajian keislaman yang diadakan hamper di seluruh tempat terutama di lingkungan yang isinya orang-orang yang ‘makan bangku’ pendidikan.
Di tengah kehidupan yang serba hedonisme dan cenderung bergaya ‘westlife’ ini kehadiran Tarbiyah bagaikan setetes embun di tengah kering dan gersangnya hidup. Apalagi invasi pemikiran yang dilancarkan oleh musuh-musuh Islam lewat berbagai cara telah berhasil dan sangat mewarnai kehidupan bangsa kita yang mayoritas adalah muslim. Karenanya sebagai khairu ummah kita harus melawannya dengan cara yang sama. Seluruh potensi yang kita miliki harus dioptimalkan. Dan pondasi awal untuk bisa mengoptimalkan potensi Al-Insaan yang ada dalam diri kita adalah Tarbiyah.

Pentingnya Tarbiyah
Tarbiyah sangat penting sebagai imunitas dalam menghadapi serangan musuh, selain sebagai sarana penguat aqidah. Karena Tarbiyah adalah sebuah sarana untuk membentuk pribadi dambaan ummat hingga mampu membentuk komunitas Islami menuju terwujudnya kembali sebuah peradaban ideal.

Apa itu Tarbiyah??

Secara bahasa Tarbiyah itu maknannya adalah pendidikan atau pembinaan. Selain dua istilah itu ada lagi istilah lainnya yang terkait rapat iaitu halaqah. Secara istilah halaqah bererti pengajian dimana orang-orang yang ikut dalam pengajian itu duduk melingkar. Dalam bahasa lain bisa juga disebut Majlis ilmu, atau forum yang bersifat ilmiyah.

Istilah halaqah ini sangat umum di timur tengah dan biasa dilakukan di banyak masjid. Bahannya berkaitan dengan kitab tertentu seperti aqidah, fekah, hadits, sirah dan seterusnya. Contoh yang paling mudah bisa kita dapati di dua masjid Al-Haram, Mekkah dan Madinah. Setiap hari selalu dipenuhi dengan halaqah yang diisi oleh para masyaikh / ustaz yang merupakan pakar di bidangnya.


Sedangkan istilah liqo` lebih umum dari halaqah, karena isinya bisa saja bukan merupakan kajian ilmiyah, tetapi bisa diisi dengan rapat, pertemuan, musyawarah dan seterusnya.

Powered by Blogger